Saya penuhi janji itu. Telat. Mas Parno sudah meninggal dunia. Rabu pagi lalu (9/12). Karena kanker pankreas di RSCM Jakarta. Putri beliau yang memberi tahu bahwa Mas Parno meninggal dunia. Dia mau menikah minggu depan.
Satu jam kemudian, saya meluncur ke kampung Mas Parno:Dusun Krajan, Desa Poncol, Kecamatan Sine, di Lereng Utara Gunung Lawu, Jatim. Saya tahu, kampung itu jauh sekali, pun dari kota terdekat: Ngawi. Tapi saya sudah berjanji suatu saat akan ke situ.
Itulah kampung kelahiran kebanggaan Mas Parno. Mas Parno adalah Direktur Utama PT WSM. Itulah holding company untuk sekitar 50 perusahaan koran, radio, televisi, media online dan tambak udang. Perusahaan-perusahaan tersebut di
Palembang, Jambi, Bengkulu, Lampung, Cirebon, Tasikmalaya, Bandung, Tegal, Banyumas, dan sekitarnya. Hidupnya habis untuk keliling ke kota-kota itu. Untuk menemui para pimpinan unit usaha disana. Tugas saya menjadi ringan
karena Mas Parno bisa mengatasi semua masalah di grup itu.
Tapi Mas Parno masih ingat untuk selalu pulang ke kampungnya itu. Menemui orang tuanya ketika masih hidup. Atau ke makam orang tua-ketika keduanya sudah meninggal dunia.(*)
Versi Lengkap : Ki Parno Sang Dalang